Pages

Tuesday 18 December 2012

Redesign – be creative, be innovative




(Ini adalah bagian dari seri tulisan bertajuk "Waktunya Berubah" bagaimana suatu perusahaan bisa survive dalam menghadapi CAFTA).






Pada bagian Sebelumnya, kita kupas suatu kesatuan strategi untuk menaikan value bagi pelanggan yang disingkat MAS ARIEF, atau yang secara ringkasnya, dapat diuraikan dalam beberapa point seperti :

1. Momentum -Capture the right moment, right now.
2. Attitude – Spreading the right attitude
3. Super Planning - No ordinary Program
4. Absorb new Skills – it's all about the man behind the gun
5. Redesign – be creative, be innovative
6. Improve the Services – Service is the name of the game !
7. Enlarge the Network – My enemies are also my good friends
8. Full Evaluation – always Check and re-Chek.




Oleh : Arief Widyarto, GradDipBuss. MBA




 Pada Seri ini, Kita akan membahas tentang Redesign, bagaimana kita bisa memaksimalkan sumber daya internal kita untuk mendesign ulang strategi kita, menggali kreatifitas kita, agar menaikan Value kita dibanding pesaing.


"When all think alike, then no one is thinking"(Walter Lippman)

“Knowing others is intelligence; knowing yourself is true wisdom. Mastering others is strength;
 mastering yourself is true power.” ( anonymous) 


Saat ini kreativitas dan inovasi sudah menjadi harga mati untuk memenangkan persaingan dalam bisnis. Dengan kreatifitas dan inovasi yang terus menerus dilakukan, diharapkan akan dapat tercipta nilai yang tinggi bagi pelanggan, dan dengan demikian akan dapat memuaskan keinginan serta kebutuhan mereka secara lebih baik dari yang dapat diberikan oleh pesaing. Untuk dapat berkreasi, kadang para pelaku bisnis bertanya-tanya dan tak mengerti bagai mana mendapat bahan-bahannya dan harus mulai dari mana ! Cobalah mulai gali dari diri sendiri (internal) perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan diharapkan dapat berkreasi dengan mengoptimalkan segala sumber daya dan kemampuan yang ada didalam perusahaan sendiri. Untuk itu, perusahaan sebaiknya secara teratur memulai dengan melakukan analisa internal. Analisa ini agar dilakukan secara teratur, karena rasanya lebih sulit untuk mengenali kelebihan-kelebihan yang ada didalam diri, dibanding kelebihan yang ada pada pesaing. Padahal, potensi dalam diri inilah yang perlu dikembangkan untuk bisa menjadi kompetensi unik yang sulit ditiru pesaing ! 


       “In the depth of winter, I finally learned that within me there lay an invincible summer.” 
                                                                   (Albert Camus) 

Adapun tujuan dari analisa internal antara lain adalah :
a. Identifikasi kekuatan dan kelemahan didalam Perusahaan.
b. Menyakinkan bahwa sumber daya ( resources ) dan kapabilitas yang dimiliki Perusahaan adalah merupakan sumber yang dapat menghasilkan Competitive Advantage bagi perusahaan.
c. Menghasilkan strategi-strategi yang dapat meng-exploitasi sumber-sumber competitive advantage yang dimiliki perusahaan

 Dalam melakukan analisa untuk memperoleh gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan, para pimpinan perusahaan sering menggunakan pendekatan SWOT, yang merupakan akronim dari Strength, Weakness, Opportunity dan threat. Pendekatan SWOT yang merupakan tehnik yang sudah lama digunakan dalam masyarakat, didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari kesesuaian yang baik antara sumber daya internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya (Peluang dan ancaman). Dengan melakukan SWOT yang baik dan terarah, perusahaan akan dapat memaksimalkan kekuatan dan peluangnya serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.


“when you feel like hope is gone, look inside you and be strong 
and you'll finally see the truth-that hero lies in you.” (Mariah Carey) 


Dalam melakukan analisa terhadap sumber daya dan kapabilitas internal, banyak perusahaan menggunakan pendekatan berbasis sumber daya, atau biasa disebut Resource Based Approach/Resource Based View. Pendekatan Resource Based View atau yang biasa disebut RBV terhadap keunggulan kompetitif, meyakini bahwa sumber daya internal lebih penting bagi perusahaan daripada berbagai factor eksternal dalam upaya untuk meraih serta mempertahankan keunggulan kompetitif. Pada bagan dibawah ini dapat dilihat bahwa RBV sebenarnya dapat dikatakan adalah merupakan bagian dari SWOT yang lebih menekankan kepada analisa internal perusahaan, yaitu dilihat dari sisi analisa Strength dan Weakness nya. Sedangkan dua komponen lainnya yaitu Opportunity dan Treath, adalah merupakan usaha untuk mempelajari situasi diluar perusahaan (external environment).

 Hubungan antara SWOT analysis and RBV models (Barney, 2010) :

Internal Analysis
Strengths                    Resource-based model
Weaknesses

 External Analysis   
Opportunities              Environmental models
Threats


“My attitude is that if you push me towards something that you think is a weakness, then I will turn that perceived weakness into a strength.” ― Michael Jordan 


Para penganut pandangan RBV percaya bahwa kinerja organisasional akan sangat ditentukan oleh beragam sumber daya internal yang dapat dikelompokan dalam tiga kategori luas : sumber daya fisik (Asset Berwujud), kapabilitas organisasi, dan Aset tak berwujud. Teori RBV berpendapat bahwa sumber dayalah yang sesungguhnya membantu perusahaan menangkap peluang dan menetralkan ancaman. Alasan dasar RBV adalah bahwa Setiap perusahaan berbeda secara fundamental, karena memiliki “kumpulan” sumber daya yang unik berupa aset berwujud dan tak berwujud serta kapabilitas organisasional untuk memanfaatkan aset tersebut. Jadi, tiap perusahaan secara berkesinambungan mengembangkan kompetensi dari sumber-sumber daya ini dan ketika telah dikembangkan dan di eksploitasi dengan baik secara kreatif dan terencana, dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan. Inilah mengapa Redesign terkait erat dengan Super Planning ! Secara teoritis, Pearce dalam bukunya Management Strategis- Formulasi, Implementasi dan Pengendalian (2007), menyebutkan bahwa RBV adalah Metode untuk menganalisis dan mengidentifikasikan keunggulan strategi suatu perusahaan yang didasarkan pada tinjauan terhadap kombinasi dari aset, keahlian, kapabilitas dan aset tak berwujud yang spesial sebagai suatu organisasi.

Secara lebih rinci pearce (2007), menyampaikan contoh-contohnya sebagai berikut :
 Tiga golongan Resources Perusahaan :

Tangible Asset
* Fasilitas produksi
* Bahan Baku
* Komputer
* Perumahan
* Kantor
* dll.

Intangible Asset
* Merk
* Keputusan Perush
* Moral Organisasi
* Pemahaman Tehnik
* Paten
* Merk Dagang
* Akumulasi Pengalaman
* dll

 Kapabilitas Organisasi
 * Keahlian /kapabilitas dan cara untuk menggabungkan aset, tenaga kerja dan proses yang digunakan perusahaan untuk mengubah input menjadi output 

Dengan melakukan pengelompokan seperti diatas, perusahaan diharapkan akan dapat mengelola kompetensinya, memaksimalkan “Distinctive Competency” atau kompetensi uniknya, berkreasi seluas-luasnya sehingga akan diperoleh suatu keunggulan kompetitif yang berkesinambungan (sustainable competitive advantage). Secara singkat, pengertian dari Kompetensi dan distinctive competency adalah sebagai berikut (Barney, 2007) : 

 Kompetensi adalah kemampuan internal perusahaan yang lebih baik daripada kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki perusahaan 
 Kompetensi Inti (core competency) adalah kemampuan internal perusahaan yang paling utama dan berpengaruh terbesar dalam penentuan strategi, persaingan dan profitabilitas perusahaan
 Unik Kompetensi (distinctive competence) adalah kemampuan atau kekuatan perusahaan yang tidak mudah ditiru oleh para kompetitornya, dan membuat perusahaan tersebut lebih unggul.

 Agar bernilai tinggi, suatu sumber daya hendaklah memiliki beberapa kriteria seperti, bahwa sumber daya tersebut haruslah merupakan sumber daya yang langka, sulit ditiru atau tidak mudah dicarikan penggantinya (David, 2007). Ketiga karakteristik sumber daya tersebut memberdayakan sebuah perusahaan untuk menerapkan strategi yang meningkatkan kreatifitas sekaligus efisiensi dan keefektifan dan membawanya pada keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Semakin langka, sulit ditiru dan tak tergantikannya suatu sumber daya, semakin kuat pulalah keunggulan kompetitif sebuah perusahaan jadinya dan semakin lama ia bertahan. Sumber daya yang mudah ditiru (imitate) adalah Cash dan commodities. semakin sulit dan tidak bisa ditiru, Semakin tinggi nilai sumber daya suatu perusahaan. Termasuk dari sumber daya yang tidak bisa ditiru, dan bernilai paling tinggi bagi perusahaan adalah produk atau penemuan yang sudah di Paten kan, lokasi perusahaan yang unik, dan asset-aset yang juga unik seperti hak pertambangan, dan lain-lain. Jadi, Semakin tinggi nilai kreatifitas perusahaan, adalah bila mampu mengelola sumber daya yang sulit ditiru semaksimal mungkin. Misalnya adalah memiliki sebuah bangunan yang termasuk kedalam cagar budaya, adalah bagaimana menonjolkan seni budaya dan keunikan bangunan itu untuk menjadi daya tarik bagi pelanggan agar lebih senang berkunjung ke tempat kita karena keunikan ornamen dan dekorasi bangunan yang tak mungkin ditiru oleh pesaing dimana mereka tidak memiliki bangunan yang bernilai budaya tinggi seperti itu. 

“Promise Yourself
To be so strong that nothing can disturb your peace of mind.
To talk health, happiness, and prosperity to every person you meet.
To make all your friends feel that there is something in them

To look at the sunny side of everything and make your optimism come true.
To think only the best, to work only for the best, and to expect only the best.
To be just as enthusiastic about the success of others as you are about your own.

To forget the mistakes of the past and press on to the greater achievements of the future.
To wear a cheerful countenance at all times and give every living creature you meet a smile.
To give so much time to the improvement of yourself that you have no time to criticize others.

 To be too large for worry, too noble for anger, too strong for fear, and too happy to permit the presence of trouble.
To think well of yourself and to proclaim this fact to the world, not in loud words but great deeds.
To live in faith that the whole world is on your side so long as you are true to the best that is in you.” ― (Christian D. Larson, Your Forces and How to Use Them)



                                                                                     Penulis adalah :
                                                                   Praktisi di Industri Tekstil dan Semen

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment